Tantrum datang dalam berbagai permasalahan dan melibatkan ledakan kemarahan hingga frustasi. Perilaku tantrum adalah emosi yang tidak terorganisir dan meledak-ledak sampai kehilangan kendali.
Anak yang tantrum biasanya disertai tangis dengan jeritan, anggota tubuh kaku, punggung melengkung, menendang, terjatuh, atau memukul. Beberapa peristiwa pada anak, karena mereka terlalu kesal terkadang sampai menahan napas, muntah, merusak barang, atau melukai diri sendiri bahkan orang lain sebagai bentuk pelampiasan rasa kesal mereka.
Kenali Penyebab Terjadinya
Tantrum sering terjadi pada anak usia 1 – 3 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut mereka masih berada pada tahap awal perkembangan sosial. Sehingga kesulitan untuk melampiaskan emosional dan bahasa. Anak yang mengalami frustasi bukan hanya karena tidak bisa melampiaskan emosinya tetapi bisa juga dikarenakan keinginan mereka untuk melakukan segala sesuatunya sendiri.
Anak akan belajar untuk mempengaruhi orang lain dengan emosinya seperti tantrum dan diharapkan agar menuruti keinginan dan mengerti maksud mereka seperti itu. Anak yang mengalami tantrum memiliki temperamen yang kuat. Seperti emosi yang kuat kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan kemarahan dapat membebani. Sebagai orangtua bisa mengetahuinya melalui seberapa cepat dan kuatnya reaksi anak terhadap hal yang membuat frustrasi atau perubahan lingkungan. Apakah mereka dengan tenang dan sabar menghadapinya sampai terbiasa, cuek, ataupun kesal karena tidak sesuai dengan keinginan mereka. Anak akan lebih sensitif dan lebih mudah kesal dengan hal-hal tersebut.
Stres, lapar, dan lelah dapat membuat anak lebih sulit dimengerti dan terkadang mereka mengekspresikannya lewat mimik wajah dan kelakuannya dan apakah mereka mengelola perasaan dengan tetap tenang. Situasi yang sulit diatasi seperti diluar jangkauan mereka juga membuat mereka responsif dan kesal. Sesuatu yang mereka punya atau inginkan diambil atau hilang akan membuat mereka merasa tidak dihargai dan kesal.